Kisah
Perjalanan Hidup Seorang Ayah dan Anaknya dalam The Pursuit Of Happyness - Perjalanan
hidup seseorang terkadang tidak seindah dan semulus yang kita banyangkan kita
hanya melihat disaat orang tersebut telah menjadi orang yang sukses dan kaya
dengan semua harta yang dimilikinya. ini tidak bisa dipungkiri apalagi di
negara kita, perkataan kamu tidak akan di dengar oleh orang jika kamu sendiri
tidak bisa memperbaiki kehidupanmu.
Orang tidak akan perduli dengan kehidupan mu, itu asumsi saya, disaat kita mempuanyai segala yang kita miliki orang akan dengan sendirinya menghampiri kita, apa yang kita katakan akan didengar oleh mereka tapi tidak disaat kamu terjatuh, tapi pada saat orang tersebut terjatuh dan jatuh orang-orang yang dulunya begitu dekat bahkan melebihi dari saudaramu sendiripun akan pergi menjauh dan jauh tidak akan perduli sedikitpun akan nasibmu.
The Pursuit Of Happyness salah satu film yang menceritakan kisah perjalanan hidup seorang ayah beserta anaknya dalam menempuh pahitnya kehidupan, semalam saya menyaksikan film ini di salah satu televisi swasta saya sempat juga meneteskan air mata, dimana sebagian cerita dari film tersebut menceritakan kalau sebenarnya untuk menjadi seorang yang sukses tidaklah mudah, terkadang kita berfikir kalau TUHAN tidak pernah memberikan pertolongan dan membiarkan kita hidup dalam penderitaan, dan mungkin saja kita berfikir kalau DIA tidak adil buat kita. Tanpa kita sadari kalau sebenarnya DIA telah memberikan pertolongan kepada kita, hanya saja kita tidak pernah menyadari kalau DIA telah memberikannya lebih daripada yang kita harapkan.
The Pursuit Of Happyness merupakan kisah nyata / biografi dari seorang selesman yang berhasil menjadi pialang saham Christopher Gardner yang menjadi Jutawan dan bekerja pada perusahaan stockbroker dipasar saham yang ada di Amerika Serikat, film yang diperankan oleh Will Smith akan sangat sayang sekali jika anda tidak menyaksikannya dari informasi yang saya kutip dari wikipedia filim ini dirilis tanggal 15 Desember 2007.
Banyak pesan-pesan yang bisa dikutip dari film tersebut, untuk mencapai sesuatu bukanlah gampang semua ada harga yang harus ditukar demi menggapainya, usaha yang keras dan tekad, pintar saja tidak cukup sekalipun dimasa muda disaat sekolah atau kuliah punya nilai "A", tidak menjamin jika tidak mau berusaha dan bekerja keras. Kemisikinan bisa merubah segalanya bahkan dia harus ditinggal istrinya, karena istrinya tidak mampu lagi untuk membiayai kehidupan mereka yang harus bekerja sendiri, akhirnya dia harus berjuang untuk membiayai dirinya sendiri dan juga anak kesayangaannya.
Dari seorang yang miskin hingga menjadi jutawan, pastilah sebuah kisah yang sudah pasti akan mengundang rasa kagum dan menarik untuk kita ketahui. Sebuah moment yang yang mampu menyentuh emosional terdalam dan bersatu dalam sebuah konteks kehidupan spritual akan arti sebuah kehidupan itu sendiri.
Dimana dalam suatu kesempatan di film tersebut, anak Will Smith mengatakan sesuatu cerita dengan ayahnya :
“There was a man who was drowning, and a boat came, and the man on the boat said “Do you need help?” and the man said “God will save me”. Then another boat came and he tried to help him, but he said “God will save me”, then he drowned and went to Heaven. Then the man told God, “God, why didn’t you save me?” and God said “I sent you two boats, you dummy!”
Kira-kira kutipan yang diucapkan oleh anaknya Christoper diatas, Tuhan memberikan pertolongan dengan cara-cara yang kita sendiri tidak mengetahuai kalau itu adalah pertolongan dari NYA, Karena bentuk pertolongan yang diberikan tidak seperti muzizat yang datang secara tiba-tiba dan kasat mata. tapi kita akan menyadari dan memahaminya pada saat kita melihat kebelakang.
Orang tidak akan perduli dengan kehidupan mu, itu asumsi saya, disaat kita mempuanyai segala yang kita miliki orang akan dengan sendirinya menghampiri kita, apa yang kita katakan akan didengar oleh mereka tapi tidak disaat kamu terjatuh, tapi pada saat orang tersebut terjatuh dan jatuh orang-orang yang dulunya begitu dekat bahkan melebihi dari saudaramu sendiripun akan pergi menjauh dan jauh tidak akan perduli sedikitpun akan nasibmu.
The Pursuit Of Happyness salah satu film yang menceritakan kisah perjalanan hidup seorang ayah beserta anaknya dalam menempuh pahitnya kehidupan, semalam saya menyaksikan film ini di salah satu televisi swasta saya sempat juga meneteskan air mata, dimana sebagian cerita dari film tersebut menceritakan kalau sebenarnya untuk menjadi seorang yang sukses tidaklah mudah, terkadang kita berfikir kalau TUHAN tidak pernah memberikan pertolongan dan membiarkan kita hidup dalam penderitaan, dan mungkin saja kita berfikir kalau DIA tidak adil buat kita. Tanpa kita sadari kalau sebenarnya DIA telah memberikan pertolongan kepada kita, hanya saja kita tidak pernah menyadari kalau DIA telah memberikannya lebih daripada yang kita harapkan.
The Pursuit Of Happyness merupakan kisah nyata / biografi dari seorang selesman yang berhasil menjadi pialang saham Christopher Gardner yang menjadi Jutawan dan bekerja pada perusahaan stockbroker dipasar saham yang ada di Amerika Serikat, film yang diperankan oleh Will Smith akan sangat sayang sekali jika anda tidak menyaksikannya dari informasi yang saya kutip dari wikipedia filim ini dirilis tanggal 15 Desember 2007.
Banyak pesan-pesan yang bisa dikutip dari film tersebut, untuk mencapai sesuatu bukanlah gampang semua ada harga yang harus ditukar demi menggapainya, usaha yang keras dan tekad, pintar saja tidak cukup sekalipun dimasa muda disaat sekolah atau kuliah punya nilai "A", tidak menjamin jika tidak mau berusaha dan bekerja keras. Kemisikinan bisa merubah segalanya bahkan dia harus ditinggal istrinya, karena istrinya tidak mampu lagi untuk membiayai kehidupan mereka yang harus bekerja sendiri, akhirnya dia harus berjuang untuk membiayai dirinya sendiri dan juga anak kesayangaannya.
Dari seorang yang miskin hingga menjadi jutawan, pastilah sebuah kisah yang sudah pasti akan mengundang rasa kagum dan menarik untuk kita ketahui. Sebuah moment yang yang mampu menyentuh emosional terdalam dan bersatu dalam sebuah konteks kehidupan spritual akan arti sebuah kehidupan itu sendiri.
Dimana dalam suatu kesempatan di film tersebut, anak Will Smith mengatakan sesuatu cerita dengan ayahnya :
“There was a man who was drowning, and a boat came, and the man on the boat said “Do you need help?” and the man said “God will save me”. Then another boat came and he tried to help him, but he said “God will save me”, then he drowned and went to Heaven. Then the man told God, “God, why didn’t you save me?” and God said “I sent you two boats, you dummy!”
Kira-kira kutipan yang diucapkan oleh anaknya Christoper diatas, Tuhan memberikan pertolongan dengan cara-cara yang kita sendiri tidak mengetahuai kalau itu adalah pertolongan dari NYA, Karena bentuk pertolongan yang diberikan tidak seperti muzizat yang datang secara tiba-tiba dan kasat mata. tapi kita akan menyadari dan memahaminya pada saat kita melihat kebelakang.
Christopher
menghabiskan seluruh tabungan keluarga untuk membeli franchise untuk menjual
scanner tulang (Bone Density Scanner) portable, barang yang salalu
dibawa bahkan ada sempat dicuri dan dia berusaha untuk mengambilnya kembali, bone
density scanner tersebut memang mampu menghasilkan gambar lebih baik dari
X-ray, tetapi kebanyakan dokter yang ditemui Chris beranggapan bahwa harganya
terlalu mahal. Linda, istrinya, bekerja sebagai buruh di sebuah laundry.
Keluarga kecil ini mulai terpecah ketika mereka menyadari bahwa mereka tak
mampu membayar sewa rumah dan tagihan-tagihan yang semakin menumpuk.
Keadaan diperparah oleh kebiasaan Chris yang memarkir mobilnya sembarangan. Karena tak mampu membayar surat tilang, mobil Chris akhirnya disita. Puncaknya, Linda pergi meninggalkan Chris dan pergi ke New York City. Awalnya ia hendak membawa serta anaknya, namun urung atas permintaan Chris.
Christopher Gradner, lahir pada 9 february di Milwauke, tidak pernah bertemu dengan sang ayah sejak lahir, dia ingin menjadi sosok seorang ayah yang dia tidak pernah miliki, disaat linda istrinya pergi meninggalkannya kehidupannya mulai berubah, Chris harus rela kehilangan mobil dan apartmentnya. Namun dia tetap bersikukuh untuk tetap dapat bersama anaknya, karena dia telah membuat keputusan dimasa kecilnya, saat dia memiliki anak nanti, dia tidak ingin anaknya tidak tahu siapa bapaknya seperti dirinya.
Dalam keadaan putus asa, Chris tak sengaja berjumpa dengan seseorang yang membawa Ferari, dan chris bertanya kepada orang itu,
“Wow, I gotta ask you two questions. What do you do? And how do you do that ?
pekerjaan apa yang ia lakukan sehingga mampu membeli mobil mewah ? Orang tersebut menjawab bahwa ia adalah seorang pialang saham. Sejak saat itu Chris memutuskan untuk berkarier sebagai pialang saham.
Chris menerima tawaran magang tanpa dibayar di sebuah perusahaan pialang Dean Witter Reynolds yang menjanjikan pekerjaan bagi peserta magang terbaik. Selama magang ia tidak dibayar, Chrispun mulai kehabisan uang, dan akhirnya ia diusir dari rumah sewanya dan menjadi tuna wisma. Selama beberapa hari ia tidur di tempat-tempat umum, namun kemudian ia memutuskan untuk tidur di rumah singgah Glide Memorial Chruch. Karena keterbatasan tempat, mereka harus mengantri untuk mendapatkan kamar. Kadang mereka berhasil, kadang gagal dan terpaksa tidur diluar. Kemiskinan dan ke-tunawisma-an ini semakin mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugas dengan giat dan mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds.
Keadaan diperparah oleh kebiasaan Chris yang memarkir mobilnya sembarangan. Karena tak mampu membayar surat tilang, mobil Chris akhirnya disita. Puncaknya, Linda pergi meninggalkan Chris dan pergi ke New York City. Awalnya ia hendak membawa serta anaknya, namun urung atas permintaan Chris.
Christopher Gradner, lahir pada 9 february di Milwauke, tidak pernah bertemu dengan sang ayah sejak lahir, dia ingin menjadi sosok seorang ayah yang dia tidak pernah miliki, disaat linda istrinya pergi meninggalkannya kehidupannya mulai berubah, Chris harus rela kehilangan mobil dan apartmentnya. Namun dia tetap bersikukuh untuk tetap dapat bersama anaknya, karena dia telah membuat keputusan dimasa kecilnya, saat dia memiliki anak nanti, dia tidak ingin anaknya tidak tahu siapa bapaknya seperti dirinya.
Dalam keadaan putus asa, Chris tak sengaja berjumpa dengan seseorang yang membawa Ferari, dan chris bertanya kepada orang itu,
“Wow, I gotta ask you two questions. What do you do? And how do you do that ?
pekerjaan apa yang ia lakukan sehingga mampu membeli mobil mewah ? Orang tersebut menjawab bahwa ia adalah seorang pialang saham. Sejak saat itu Chris memutuskan untuk berkarier sebagai pialang saham.
Chris menerima tawaran magang tanpa dibayar di sebuah perusahaan pialang Dean Witter Reynolds yang menjanjikan pekerjaan bagi peserta magang terbaik. Selama magang ia tidak dibayar, Chrispun mulai kehabisan uang, dan akhirnya ia diusir dari rumah sewanya dan menjadi tuna wisma. Selama beberapa hari ia tidur di tempat-tempat umum, namun kemudian ia memutuskan untuk tidur di rumah singgah Glide Memorial Chruch. Karena keterbatasan tempat, mereka harus mengantri untuk mendapatkan kamar. Kadang mereka berhasil, kadang gagal dan terpaksa tidur diluar. Kemiskinan dan ke-tunawisma-an ini semakin mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugas dengan giat dan mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds.
Adegan yang
paling menyentuh buat saya pada bagian inilah yang membuat saya meneteskan air
mata dimana dia tidak lagi mendapatkan tempat tinggal karena diusir oleh
pemilik karena tidak dapat membanyar uang sewa rumah, dan mereka harus berjalan
tanpa tujuan anaknya pun sudah merasa lelah berjalan, untuk menghindari dari
pemeriksaan petugas dia membuat cerita dari mesin scaner itu bukan mesin waktu,
agar anaknya mengikutinya hingga akhirnya anaknya dibawa ke dalam kamar mandi umum, dan disanalah akhirnya anaknya tertidur pulas dipanggkuannya agar tidak ada yang tiba-tiba masuk kedalam kamar mandi umum tersbut dia menahan pintu dengan tangan dan kakinya, sembari menatap anaknya yang sedang tertidur pulas, dan air matanyapun jatuh menetes menyadari anaknya harus tidur dengannya di tempat yang tidak layak.
Sebagai orang tua, saya tahu benar apa rasanya saat itu. Karena tidak ada yang lebih menakutkan dari pada sebuah perasaan tidak berdaya untuk dapat memberikan yang terbaik untuk anak anda!
The Pursuit of happiness adalah salah satu film yang layak anda tonton. Banyak pelajaran hidup yang dapat diambil didalamnya. Menceritakan bagaimana sebuah kerja keras dan devotion seorang ayah terhadap anaknya membawa kebahagiaan.
Kita tidak tahu betapa mewahnya sebuah pertolongan bila kita tidak pernah kesulitan. Dan betapa indahnya kebahagiaan, bila tidak pernah merasakan penderitaan. Salah satu pelajaran hidup yang priceless.
Mungkin yang perlu kita pertanyakan dari kisah tersebut adalah bagaimana kita mengartikan sebuah kebahagiaan. Bukan hasil pencapaiannya, namun prosesnya. Karena Seorang milyuner seperti Gardner sekalipun pernah membuat keluarganya kelaparan. Pernah mengalami derita yang tak terbayangkan. Sangat beda dari film-film yang selalu berisi anak seorang kaya yang kemudian menjadi lebih kaya lagi kemudian hidup bahagia. Ini adalah cerita nyata yang juga dialami oleh ratusan juta orang di muka bumi. Apa yang dapat kita pelajari dari Chris Gardner dalam meraih kesuksesannya? Mempertahankan keluarganya? Apakah takdir yang menemukan kita ataukah kerja keras dan kesabaran yang membawa kita menuju takdir kita? Satu hal mungkin yang harus kita ingat sebagai pelajaran, kita tidak pernah tahu apa yang orang lain telah lalui ketika kita membentuk ekspektasi kita.
Di akhir cerita, Chris berhasil menjadi peserta terbaik dan diterima bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich. Pada tahun 2006, ia menjual sebagian kecil sahamnya dan berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan itu.
agar anaknya mengikutinya hingga akhirnya anaknya dibawa ke dalam kamar mandi umum, dan disanalah akhirnya anaknya tertidur pulas dipanggkuannya agar tidak ada yang tiba-tiba masuk kedalam kamar mandi umum tersbut dia menahan pintu dengan tangan dan kakinya, sembari menatap anaknya yang sedang tertidur pulas, dan air matanyapun jatuh menetes menyadari anaknya harus tidur dengannya di tempat yang tidak layak.
Sebagai orang tua, saya tahu benar apa rasanya saat itu. Karena tidak ada yang lebih menakutkan dari pada sebuah perasaan tidak berdaya untuk dapat memberikan yang terbaik untuk anak anda!
The Pursuit of happiness adalah salah satu film yang layak anda tonton. Banyak pelajaran hidup yang dapat diambil didalamnya. Menceritakan bagaimana sebuah kerja keras dan devotion seorang ayah terhadap anaknya membawa kebahagiaan.
Kita tidak tahu betapa mewahnya sebuah pertolongan bila kita tidak pernah kesulitan. Dan betapa indahnya kebahagiaan, bila tidak pernah merasakan penderitaan. Salah satu pelajaran hidup yang priceless.
Mungkin yang perlu kita pertanyakan dari kisah tersebut adalah bagaimana kita mengartikan sebuah kebahagiaan. Bukan hasil pencapaiannya, namun prosesnya. Karena Seorang milyuner seperti Gardner sekalipun pernah membuat keluarganya kelaparan. Pernah mengalami derita yang tak terbayangkan. Sangat beda dari film-film yang selalu berisi anak seorang kaya yang kemudian menjadi lebih kaya lagi kemudian hidup bahagia. Ini adalah cerita nyata yang juga dialami oleh ratusan juta orang di muka bumi. Apa yang dapat kita pelajari dari Chris Gardner dalam meraih kesuksesannya? Mempertahankan keluarganya? Apakah takdir yang menemukan kita ataukah kerja keras dan kesabaran yang membawa kita menuju takdir kita? Satu hal mungkin yang harus kita ingat sebagai pelajaran, kita tidak pernah tahu apa yang orang lain telah lalui ketika kita membentuk ekspektasi kita.
Di akhir cerita, Chris berhasil menjadi peserta terbaik dan diterima bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich. Pada tahun 2006, ia menjual sebagian kecil sahamnya dan berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan itu.
Nama : ENI LESTARI
Nim : 12127533
Nim : 12127533
Kelas : 12.1B.25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar